Rabu, 02 Mei 2012
contoh laporan PI SMK
LAPORAN PRAKTIK KERJA
INDUSTRI
PT. PLN (PERSERO) UPJ SLEMAN
Disusun dalam rangka melengkapi syarat penilaian Praktik Kerja Industri
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta
Bidang Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Program Keahlian Teknik Pemanfaatan Tanaga Listrik
Disusun Oleh :
Nama : JATI WIBOWO
NIS : TE. 0912191
Pemerintah Kota Yogyakarta
Dinas Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Yogyakarta
Jl. W. Monginsidi 2A Yogyakarta
2011
PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa dan di setujui pada :
|
|||||||
Hari :
Tanggal :
Oleh
|
|||||||
Pembimbing
PT.PLN
(PERSERO) UPJ Sleman
( Hari Subagyo )
NIP.5685009-K
|
Pembimbing SMK N 3 Yogyakarta
( Drs.Pius Tri Mulyono )
NIP.19600711 198803 1 005
|
||||||
Menyetujui,
Ketua Program Keahlian
( Drs.Agus Jati Susilo )
NIP.19580815 199003 1 003
Mengetahui,
|
|||||||
Manager PT .PLN
(PERSERO)
UPJ Sleman
( Suryono
Rohdiyanto S.T )
NIP.6793128-Z
|
Kepala SMK Negeri 3 Yogyakarta
( Drs.Aruji
Siswanto )
NIP.19640507 199010 1 001
|
||||||
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan
Praktek Kerja Industri dengan baik,terhitung dari tanggal 22 november 2010
sampai 12 februari 2011.
Laporan
ini kami susun berdasarkan tugas yang kami terima selama Praktik Kerja Industri
di PT.PLN (PERSERO) UPJ Sleman yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktik Kerja
Industri.Dengan ini kami ucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah kami
terima kepada :
1.
Drs. Aruji Siswanto selaku
kepala SMK Negeri
3 Yogyakarta
2.
Drs. Agus Jati Susilo selaku ketua program keahlian Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik
3.
Drs. Pius Tri Mulyono selaku
pembimbing dari SMK Negeri 3 Yogyakarta
4.
Suryono Rohdiyanto S.T selaku manager PT.PLN(PERSERO)
UPJ Sleman
5.
Hari Subagyo selaku
pembimbing dari PT.PLN(PERSERO) UPJ
Sleman
Serta seluruh guru SMK
Negeri 3 Yogyakarta dan seluruh pegawai PT.PLN (persero) UPJ Sleman yang telah
memberikan motifasi kepada kami untuk lebih maju dan membimbing kami dengan
sabar dan bijaksana .
Demikian laporan ini kami
susun,kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati.
Yogyakarta, Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................... i
Lembar
Pengesahan ........................................................................................... ii
Kata
Pengantar ................................................................................................... iii
Dartar
Isi ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B.Tujuan Praktek Kerja Industri...............................................................
2
C.Manfaat
Praktek Kerja Industri ............................................................ 2
BAB II PROFIL dan SEJARAH PERUSAHAAN
A.Profil dan Sejarah ................................................................................. 4
B.Visi dan Misi..........................................................................................
6
C.Ruang Lingkup Perusahaan...................................................................
6
D.Program Kerja Perusahaan.....................................................................
8
E.Struktur Organisasi Perusahaan.............................................................
13
BAB III KAJIAN TEORI
A.Sistem Kelistrikan Di Jawa Tengah Dan DIY.................................... 14
B.Sistem Pengaman Pada JTM 20 KV 3 fasa 4 Kawat.......................... 18
C.Ganguan Listrik...................................................................................
22
D.Transformator Distribusi.....................................................................
25
E.Dampak putusnya kawat netral terhadap JTM 20 KV........................ 28
F.KWh Meter..........................................................................................
29
G.Konstruksi sutt 70 KV dan 150 KV...................................................
32
BAB IV URAIAN KEGIATAN
A.Daftar kegiatan harian.........................................................................
34
BAB V DAFTAR GAMBAR
A.Gambar komponen Jaringan................................................................
39
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan.........................................................................................
47
B.Kritik
dan Saran..................................................................................
48
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Praktek Industri
Perkembangan
teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang Teknik instalasi tenaga listrik ,
diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan dan menciptakan hal – hal yang
bermanfaat bagi manusia dibidang teknik instalasi tenaga listrik.
Di lingkungan sekolah siswa belum mengetahui
perkembangan teknologi secara detail dan belum mempunyai pengalaman di dunia kerja.
Oleh karena itu, siswa membutuhkan teori dan praktek dalam bidang Teknik instalasi tenaga listrik.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa Program Pendidikan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, maka siswa diwajibkan menempuh Praktek Kerja Industri.
Hal ini dimaksudkan agar siswa
dapat menerapkan bekal yang diperoleh dibangku sekolah ke dalam dunia kerja dan mencari pengalaman di dunia kerja,
sehingga siswa lebih mengetahui permasalahan yang berhubungan
dengan listrik khususnya bidang instalasi tenaga listrik.
Hal inilah yang mendasari siswa untuk
melaksan Praktek Kerja Industri.
Dengan melaksanakan Praktek Industri berarti menyelaraskan pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki siswa sesuai perkembangan Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi. Tempat Praktek Industri disesuaikan dengan jurusan yang ditempuh oleh siswa.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, di mana
program
study
yang ditempuh oleh penulis adalah Pendidikan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik, maka
penulis memilih PT.PLN
(persero) UPJ Sleman sebagai tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri Industri.
B.
Tujuan praktek kerja industri
1. Tujuan Umum
a.
Untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, keterampilan, menggali informasi dan teknologi dalam upaya mengembangkan kualitas sumber daya
manusia.
b.
Meningkatkan kualitas
lulusan Program Pendidikan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang terampil dan
handal serta dinamis.
2. Tujuan Khusus
a.
Siswa dapat mengetahui dan
merasakan situasi dunia kerja.
b.
Siswa dapat meningkatkan
pengetahuan tentang sistem Sistem Instalasi Tenaga Listrik.
c.
Siswa dapat membongkar dan
memasang system instalasi tenaga listrik.
d.
Siswa dapat memperbaiki kerusakan – kerusakan yang
terjadi pada sistem
instalasi tenaga listrik.
e.
Untuk mendapatlan pengalaman di dunia kerja
f.
Untuk memenuhi syarat
Praktek
Kerja Industi.
C.
Manfaat Praktek Kerja Industri
1. Bagi Siswa
a.
Menambah ilmu pengetahuan
dan terjun langsung ke lapangan
pekerjaan.
b.
Mengetahui sistem kerja dan
peraturan di perusahaan.
c.
Menambah pengetahuan serta
keterampilan dalam memperbaiki
dan merawat sistem instalasi tenaga listrik.
d.
Mengetahui seluk beluk dan
menejemen perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
a. Adanya hubungan yang serasi antara dunia kelistrikan dengan dunia
pendidikan sehingga ada hubungan timbal balik antara keduanya.
b.
Secara tidak langsung
perusahaan mendapakan promosi untuk mencari pegawai dan karyawan yang
lebih baik.
BAB II
PROFIL dan SEJARAH PERUSAHAAN
PT.PLN (PERSERO) DI INDONESIA
A.
Profil dan Sejarah
Berawal di akhir abad ke
19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat
beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik
teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.Antara tahun
1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut
oleh Jepang,setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal
Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali
terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada
Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui
delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI
Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan
perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27
Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik
sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi
BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat
yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status
Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak
tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum
hingga sekarang.
B. Visi
dan Misi Perusahaan
B.1 Visi :
Diakui sebagai
perusahaan kelas dunia yang bertubuh-kembang, unggul dan terpercaya dengan
bertumpu pada potensi insani.
B.2 Misi :
- Menjalankan bisnis kelistrikan dan
bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
- Menjadikan tenaga listrik sebagai
media untuk meningkatkan kehidupan masyarakat
- Mengupayakan agar tenaga listrik
menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
- Menjalankan kegiatan usaha yang
berwawasan lingkungan
C. Moto
dan penerapan Nilai -nilai
Moto
PLN : Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
Penerapan Nilai-Nilai:
Penerapan Nilai-Nilai:
·
Saling percaya,
·
Integritas,
·
Peduli,
·
Pembelajar
D.
Ruang Lingkup
Perusahaan
Ruang lingkup yang ada di PT. PLN persero Indonesia meliputi :
D.1 Ruang Lingkup Usaha Pokok P3B
Bidang usaha pokok yang ditangani
oleh P3B sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya sebagai pelaksana
monopoli transmisi, pengelola operasi sistem dan transaksi tenaga listrik
adalah:
- Penyaluran
Tenaga Listrik, termasuk layanan penyambungan ke sistem penyaluran.
- Perencanaan
Sistem Tenaga Listrik yang terdiri dari indikasi kebutuhan pembangkitan
dan pengembangan sistem penyaluran.
- Operasi
Sistem Tenaga Listrik yang meliputi manajemen energi dan pengendalian
operasi.
- Transaksi
Tenaga Listrik yang meliputi penyediaan informasi sistem tenaga listrik
dan pengelolaan transaksi tenaga listrik.
- Setelmen
Transaksi Tenaga Listrik, yaitu perhitungan dan pengelolaan tagihan
transmission charges, system service charges dan transaksi tenaga listrik,
termasuk pengelolaan sistem metering.
D.2 Ruang lingkup Usaha di Luar Usaha
Pokok P3B
Disamping
mengelola bidang usaha yang bersifat monopoli, P3B memiliki peluang untuk
mengembangkan usaha lain di luar usaha pokok dengan maksud untuk mengoptimalkan
penggunaan sumberdaya dan investasi yang telah dilakukan agar dapat memberikan
kontribusi kepada laba usaha P3B, yang secara tidak langsung pada akhirnya akan
dapat memberikan manfaat kepada stake holders.
Jenis-jenis usaha yang dapat dilakukan antara lain: jasa operasi dan pemeliharaan instalasi listrik, pelaksana pengujian dan komisioning instalasi dan peralatan listrik, konstruksi/instalasi gardu induk dan transmisi, enjiniring instalasi, pelaksana operasi sistem tenaga listrik, konsultasi dan pelatihan, serta penyewaan peralatan dan properti.
Jenis-jenis usaha yang dapat dilakukan antara lain: jasa operasi dan pemeliharaan instalasi listrik, pelaksana pengujian dan komisioning instalasi dan peralatan listrik, konstruksi/instalasi gardu induk dan transmisi, enjiniring instalasi, pelaksana operasi sistem tenaga listrik, konsultasi dan pelatihan, serta penyewaan peralatan dan properti.
Komitmen PT PLN (Persero) Distribusi
Jateng dan DIY dalam membantu mengembangkan sektor ekonomi masyarakat tak perlu
lagi diragukan. Lewat Program Kemitraan yang diusungnya, PLN Distribusi Jateng
dan DIY bersinergi bersama mitra binaan untuk mengentaskan kemiskinan. Jejak
rekam Program Kemitraan di PLN memiliki sejarah panjang. Bermula dari Surat
Keputusan (SK) Pemerintah yang dikeluarkan tahun 1989. Kemudian secara efektif
sejak tahun 1991, PLN melaksanakan pemberdayaan usaha kecil dan koperasi.
Program tersebut bernama Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi
(PPELK). Dalam melaksanakan program tersebut, PLN telah mendelegasikannya
kepada seluruh unit administrasi yang tersebar di Indonesia. Dan agar
pemberdayaan usaha kecil dan koperasi itu dapat lebih berdaya guna, maka PLN
menerbitkan buku petunjuk pelaksanaan yang selalu diperbaharui. Selanjutnya,
seiring bertambahnya dana pemberdayaan, maka bantuan yang diberikan bukan hanya
bantuan modal kerja dan bantuan pelatihan, tapi juga bantuan pemasaran dengan status hibah. Kemudian, sejak tahun 1994
progrram PPELK itu berganti menjadi Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
Dan sejak turunnya Keputusan Menteri (Kepmen) BUMN No 236 tahun 2003, maka
program tersebut bermetamorfosa menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL). Dalam Kepmen 236 itu disebutkan bahwa setiap BUMN wajib menyisihkan
keuntungan untuk program kemitraan dan program bina lingkungan (community
development). Program kemitraan dialokasikan satu persen sampai tiga persen
dari laba bersih. Sementara program bina lingkungan yang bersifat hibah
ditentukan maksimal satu persen. Peran Kemitraan PLN Program kemitraan PLN
memiliki misi mulia. Yakni ikut mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi
serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha. Dengan begitu, diharapkan usaha kecil dan koperasi dapat
menjadi tangguh dan mandiri sehingga ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Misi tersebut diupayakan melalui serangkaian langkah strategis yang dilakukan
Program Kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY. Di antaranya, untuk
meningkatkan proses seleksi dan pengkajian, telah dilakukan koordinasi rutin
dengan koordinator BUMN dan Departemen Koperasi. Selain itu, juga telah dibuat
ringkasan peraturan persyaratan pemberian bantuan kemitraan. Dan juga sejak
1998, pelaksana distribusi
telah mensosialisasikan persyaratan pemberian kemitraan ke unit. Langkah
strategis program kemitraan lainnnya yaitu juga berperan dalam membangun citra
perusahaan. Karena itu, setiap pemberian bantuan modal
kerja, selalu disampaikan kepada calon mitra mengenai visi
dan misi PLN, disamping juga meminta mitra agar ikut menjaga aset PLN.
Sementara, untuk memperkecil tingkat kemacetan kredit, program Kemitraan PLN
Distribusi Jateng dan DIY, mengupayakannya dengan meningkatkan frekuensi
kunjungan ke mitra binaan. Pemberian motivasi kepada mitra binaan agar pantang
menyerah dalam berusaha dirasa menjadi obat mujarab untuk memperkecil kemacetan
kredit. Tentu dalam pelaksanaannya asas kekeluaragaan dikedepankan.
Di samping itu, untuk memudahkan
monitoring, juga telah dibuat kartu piutang mitra binaan setiap pengucuran
bantuan pinjamn modal kerja. Langkah nyata Di samping sejumlah langkah
strategis yang dilakukan, tahun 2006 lalu, PLN Distribusi Jateng dan DIY, telah
melaksanakan sejumlah langkah nyata merangkul mitra binaan. Bantuan modal kerja
dan investasi sebesar Rp 1,8 milyar telah digelontorkan ke 134 mitra binaan.
Bantuan tersebut terbagi untutk wilayah Jateng sebesar Rp 1,3 milyar dan untuk
wilayah DI Yogyakarta sebesar Rp 500 juta. Selain bantuan modal kerja dan
investasi, Program kemitraan PLN Distribusi jateng dan DIY juga menyalurkan dan
hibah. Sampai Desember 2006 lalu, sejumlah program dengan dana hibah telah
terealisasi. Program-program yang telah terealisasi itu antara lain, di bidang
managerial telah dilakukan Pelatihan Pembukuan, Perpajakan, dan Ekspor.
Pelatihan yang bekerjasama dengan LPM IPKKI Solo itu diikuti 30 mitra binaan di
APJ Surakarta selama empat hari (25 – 29 April 2006). Di samping itu juga telah
dilakukan peningkatan sumber daya internal SDM melalui pelatihan laptop. Dan
pada 13 sampai 15 Juni 2006 lalu juga telah dilaksanakan Pelatihan Teknik
Negosiasi dan Kontrak Dagang Ekspor. Pelatihan yang bekerjasama dengan PPEI
Jakarta tersebut diikuti mitra-mitra binaan seperti Purnia Jati (Industri Mebel
di Sragen), Yuono Jati (Industri Mebel di Sragen), Jati Teken (Industri Mebel
di Sukoharjo), Jat’s Handicraft (Kerjainan Perak di Yogya), dan Sudikan
(internal SDM). Gencarkan Promosi Sementara, untuk bidang pemasaran (promosi),
program kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY cukup gencar melakukannya.
Tahun 2006 lalu, ada sembilan pameran yang diikuti mitra binaan. Pertama,
Pameran Inacraft 2006 yang berlangsung 19 -23 April 2006. Dalam pameran yang
digelar di JCC Jakarta tersebut, PLN Distribusi Jateng dan DIY mengikutsertakan
dua mitra binaannya, Kusuma Citra Mandiri (Bantul) dan Exis Purwanti (Yogya).
Kedua, Pameran Gelar Produk Indonesia yang juga diadakan di JCC Jakarta. Dalam
pameran itu, Bayu Kartika Aji dari Sukoharjo yang menjadi duta mitra binaan PLN
Distribusi Jateng dan DIY. Ketiga, Pameran Produk Mitra Binaan dalam Rangka
Raker PT PLN (Persero). Acara yang dilangsungkan di Pandaan (Jatim) itu diikuti
Jat’s Handicraft dari Yogya. Keempat, dalam Pameran Hari Koperasi Nasional di
Pekalongan (11-15 Juli 2006), mitra binaan Fita Sport (industri pakaian
olahraga di Semarang) ikut berpartispasi. Kelima, pada pameran Texcraft (5-9
Juli 2006) di JEC Yogya, mitra binaan Purnia Jati (industri mebel dari Sragen)
ikut meramaikannya. Keenam, Pameran Solo Festival Smesco (7 – 11 September
2006) di Gedung Graha Wisata Surakarta mengikutsertakan mitra binaan Asri Art
(industri handycraft dari Grobogan). Ketujuh, pada Pasar Murah Rakyat Jateng
yang berlangsung di Gedung Berlian (16 – 18 Oktober 2006), mitra Anugerah
(industri roti dan kue) dan Richanah (industri garmen) ikut berperan-serta.
Kedelapan, dalam Bazar BUMN Peduli Masyarakat Jateng (13 -15 Oktober 2006),
mitra Aji Pancasona (sembako) dan HM Thamrin (industri gramen) ikut
memeriahkannya. Dan pameran terakhir yang diikuti mitra binaan PLN Distribusi
Jateng dan DIY adalah pada Pameran Berlin Import Shop di Jerman (15 – 19
November 2006). Dalam pameran tersebut, Program Kemitraan PLN Distribusi Jateng
dan DIY mengeluarkan dana lebih dari Rp 90 juta untuk membiayai Jat’s
Handicraft (Yogyakarta). Menggelembung Rp 42,3 milyar Dana awal program
kemitraan PLN Distribusi Jateng dan DIY berasal dari dropping dana dari Menteri
Pertambangan dan Energi (Mentamben) pada tahun 1991-1992. Jumlahnya waktu itu
hanya Rp 77 juta. Setahun kemudian,
Mentamben kembali men-dropping dana
sebesar Rp 1,4 milyar. Dropping dana itu terus berlanjut setiap tahunnya, Rp 1,6 milyar (tahun 1993-1994), Rp 2,5
milyar (1994-1995), Rp 2,7 milyar (1995), dan Rp 3 milyar (1996). Dropping dana
itu dilanjutkan PLN Kantor Pusat sebesar Rp 1,2 milyar (1997) dan Rp 3,1 milyar
(1998). Kemudian pada 1999, terdapat pelimpahan dari unit lain berupa nilai
kontrak dan dropping sebesar Rp 1,6 milyar. Dari
berbagai upaya yang telah dilakukan itu, Program Kemitraan PLN Distribusi
Jateng dan DIY cukup berhasil mengelola dana tersebut. Terbukti, dari dana
dropping sebesar Rp 17.378.497.985 pada 1999, kini telah menggelembung menjadi
sekitar Rp 42,3 milyar. Dari jumlah itu, sebanyak 5.398 mitra binaan yang telah
menikmati manfaatnya. Sinergi PLN dan mitra binaannya itu telah berkontribusi
konkret dalam membantu pemerintah
memberantas kemiskinan. Untuk menuju kesejahteraan bangsa yang menjadi idaman
bersama.
BAB III
KAJIAN TEORI
A. Sistem
keelistrikan di Jawa Tengah dan DIY
Karena berbagai persoalan
teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu.
Sedangkan pelangan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat, maka penyampaian
tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan memerlukan jaringan.
Tenaga listrik dibangkitkan dari PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, dan PLTD kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi setelah itu terlebih dahulu dinaikan
tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step up transformator) yang ada di Gardu induk.
A.1
Struktur jaringan tegangan menengah 20 KV
Struktur jaringan tegangan menengah yang ada bila
dikelompokkan terdiri dari lima model, yaitu
1.
Jaringan
radial.
2. Jaringan hantaran penghubung (Tie Line)
3. Jaringan lingkaran (loop)
4. Jaringan sepindel
5. Sistem gugus atau system kluster
A.2
Sistem pentanahan jaringan distribusi di Indonesia
Pentanahan titik netral sistem adalah hubungan titik
netral dengan tanah, baik langsung maupun melalui tahanan reaktansi atau
kumparan Petersen. Di Indonesia sistem pentanahan meliputi empat macam yaitu:
1.
Pentanahan
mengambang (tidak ditanahkan)
2.
Pentanahan
dengan tahanan
3.
Pentanahan
dengan kumparan Petersen
4.
Pentanahan
langsung (Solid)
Sistem kelistrikan pada PLN distribusi Jawa Tengah dan
DIY adalah menggunakan tiga fasa empat kawat dengan pentanahan netral secara
langsung.
Pada sistem ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
a.
Sistem
jaringan;
Tegangan
normal 20 kV (antar fasa),
Sistem
pentanahan dengan netral ditanahkan langsung sepanjang jaringan.
Kawat
netral dipakai bersama untuk saluran
tegangan menengah dan tegangan rendah dibawahnya.
Konstruksi
jaringan terdiri dari saluran udara terutama dan saluran kabel, sedang saluran
udara terdiri dari:
Saluran
utama terdiri dari kawat fasa 3 x AAAC 240 mm² dan kawat netral 1 x 120 mm²
Saluran
cabang terdiri dari jaringan 3 fasa atau 1 fasa (2 kawat, untuk fasa dan
Netral) dengan ukuran disesuaikan dengan
perencanaan beban.
Sistem pelayanan radial dengan kemungkinan antara
saluran utama yang berbeda penyulang dapat saling dihubungkan dalam keadaan
darurat.
Pelayanan beban dapat dilayani dengan:
Tiga fasa, 4
kawat dengan tegangan 20 kV antara fasa tunggal.
b.
Sistem
Pengamanan
Sistem pengaman
jaringan dilakukan dengan perencanaan kordinasi sebagai berikut:
. Pemutus
tenaga (PMT) dengan pengindera OCR dan GRF
.
Recloser, dengan pengindera OCR (Over
Current Relay)
.
Sectionaliser, dengan pengindera jumplah tegangan hilang / CTO (Count to open)
.
FCO, dengan fuse pelebur untuk pemutus rangkaian akibat hubung singkat
karena ganguan atau beban lebih.
c.
Keistimawaan
dari sistem 3 fasa 4 kawat.
.
Sistem ini pendekatannya di dasari dari jarak antara bebaan relative jauh dan kepadatan
beban rendah.
. Sistem
ini juga lebih sesuaiuntuk daerah tahanan spesifik tahanannya relative
tinggi.Pada system ini kawat netral di usahakan sebanyak mungkin dan merata di
tanahkan.Kawat netral JTM dan JTR di hubungkan dan di pakai bersama, di mana
pentanahannya di lakukan sepanjang JTM,JTR dan di hubungkan pula pada
pentanahan TR dari tiap instalasi konsumen.Sistem pelayanan JTM terutama
menggunakan jaringan 1 fasa yang terdiri dari kawat fasa dan netral,sehingga
memungkinkan penggunaan trafo-trafo kecil 1 fasa yang sesuai bagi beban-beban
kecil yang berjauhan letaknya.
Dengan
adanya tahanan netral yang sangat kecil mendekati nol,maka srus hubung tanah
menjadi relative besar dan berbanding terbalik dengan letak gangguan tanah sehingga
perlu dan dapat di gunakan alat pengaman yang dapat bekerja cepat dan dapat
memanfaatkan nalat pengindera (relay) dengan karakteristik waktu terbalik (invers
time)
Keuntungan
lain dari arus gangguan fasa tanah yang besar adalah dapat dilakukannya koordinasi
antara PMT dan relay ,arus lebih atau recloser dengan pengaman lebur atau
antara recloser dengan automatic sectionalizer secara baik.
Pada
percabangan beban ataun taping 1 fasa dapat di gunakan pengaman fasa tunggal
yang lebih selectif.
A.3 Macam- macam gangguan dan akibatnya
1.
Gangguan
beban lebih.
2.
Gangguan hubung singkat.
3.
Gangguan
tegangan lebih.
4.
Gangguan
hilangnya pembangkit.
5.
Gangguan
instability.
A.3.1
Cara Mengatasi gangguan
1.
Mengurangi
terjadinya gangguan
2.
Mengurangi
akibat gangguan
A.4
Impedansi jaringan distribusi
Pada sistemdistribusi tanaga listik impedansi yang
menentukan besarnya arus hubung singkat:
1.
Impedansi
sumber.
2.
Imoadansi
transformator tenaga.
3.
Impedansi
hantaran atau jaringan.
4.
Impedansi
gangguan atau titik hubung singkat.
B. SISTEM
PENGAMAN PADA JTM 20 KV 3 FASA 4 KAWAT
B.1
Pemutus tenaga
Pemutus tenaga (PMT) adalah alat pemutus otomatis yang
mampu memutus atau menutup rangkaian pada semua kondisi,yaitu pada kondisi
normal atau pun gangguan.Secra singkat tugas pokok pemutus tenaga adalah
1.
Keadaan
normal,membuka atau menutup rangkain listrik.
2.
Keadaan
tidak normal dengan bantuan relay,PMT dapat membuka sehingga gangguan dapat di
hilangkan.
B.2
Relay arus lebih (OCR)
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap
arus lebih, Ia akan bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai setingannya.
a.Prisip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi basarn arus yang melalui suatu jaringan
dengan bantuan trafo arus besaran yang boleh melewatinya di sebut setting.Macam
karakteristik relay arus lebih:
1.Relay
waktu seketika(Instantaneous relay)
2.
Relay arus lebih waktu tertentu (Devinite time relay)
3.
Relay arus lebih waktu terbalik
b.Relay Waktu Seketika (instantaneous relay)
Relay yang bekerja seketika ketika arus yang mengalir
melebihi nilai settingnya,relay akan bekerja dalam waktu mili detik (10-20
ms).Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya di kombinasikan dengan
relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
c.Relay arus lebih waktu tertentu(Devinite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat
terjadi gangguan dan besarnya arus
gangguan melampaui settingannya(Is),dan jangka waktu kerja relay mulai pick up
sampai kerja relay di perpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung arus
yang mengerjakan ralay.
d.Relay arus lebih waktu terbalik
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang
tergantung dari beasarnya arus secara terbalik (Inverse time),makin besar arus
semakin kesil waktu tundanya.Karakteristik ini bermacam-macamsetiap pabrik
dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda,karakteristiki waktunya di
bedakan dalam 3 kelompok:
1.Standar inverse.
2.Very
Inverse.
3.Extreemely
Inverse.
Pada relay arus lebih memiliki 2 jenis pengaman yang
berbeda antara lain:
1.
Pengamanan
hubung singkat fasa relay mendeteksi arus fasa..oleh karena itu ,disebut pula” relay fasa”.Karena pada relay tersebut
di aliri oleh arus fasa mak settingannya (Is) harus lebih besar dari arus beban
maksimum.Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah
2.
Pengamanan
hubung tanah arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari
arus beban,ini di sebabkan salah satu atau dari kedua hal berikut:
Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup
tinggi.pentanahan netral sistemnya melalui impedansi atau tahanan yang tinggi,
atau bahkan tidak di tahankan.dalam hal demikian relay pengaman hubung singkat
(relay fasa) tidak dapat mendeteksi gangguan tahanan.Supaya relay sensitive
terhadap gangguan tersebut dan tidak
salah kerja oleh arus beban,maka ralay di pasang tidak pada kawat fasa
melainkan kawat netral pada sekunder trfo arusnya. Dengan denikian relay ini si
aliri arus oleh netralnya,berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah
jumlah dari arus ketiga fasanya.
B.3
Pemutus balik otomatis (Recloser)
Gambar B.3 Pemutus balik otomatis (Recloser)
Pemutus balik otomatis (
automaticcircuit recloser = Recloser) ini secara fisik mempunyai kemampuan
spirit pemutus beban yang dapat bekrja secara otomatisuntuk mengamankan system
dari arus labih yang di akibatkan adanya ganguan hubung singkat.
B.4
Saklar seksi otomatis (sectionaliser)
Gambar B.4 Saklar seksi otomatis (sectionaliser)
Sectionaliser adalah alat
perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-sama dengan PBO yang
berfungsi sebagai pengaman back-upnya. Alat ini menghitung jumlah oprasi
pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-upnya secara otomatis disisi
hulu dan SSO ini membuka pada saat peralatan pengaman disisi hulunya pada
posisi terbuka.
B.5
Pelebur (fuse cut out)
Gambar B.5 Pelebur (fuse cut out)
Pelebur adalah suatu alat
pemutus, dimana dengan meleburnya bagian bari komponen yang telah dirancang
khusus dan disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana pelebur
tersebut dipasang dan memutuskan arus, bila arus tersebut melebihi suatu ninai
dalam waktu tertentu. Oleh karena peleburditujukan untuk menghilangkan gangguan
permanen , maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai
arus gangguan tertentu.
C.
GANGGUAN
LISTRIK
Gangguan listrik yang diakibatkan oleh Arus dan Tegangan yang sering terjadi didalam pengoperasian daya listrik di bedakan menjadi 2 yaitu :
1.Gangguan Listrik yang diakibatkan oleh arus antara lain adalah :
- Over load current ( arus beban lebih ) yaitu : Arus lebih yang terjadi didalam jaringan listrik karena, misalnya pada pengoperasian motor.
- Over current ( arus lebih / short circuit ) : Arus dengan nilai melebihi nilai pengenal suatu peralatan. Nilai pengenal adalah : Kemampuan Hantar Arus ( KHA ) pelatan listrik.
- Leakage current ( arus bocor ) : Arus yang mengalir ke bumi atau ke bagian konduktif lain. Arus bocor ini dapat diakibatkan isolasi yang kurang baik.
2.Gangguan Listrik yang diakibatkan oleh tegangan antara lain adalah :
- Over Voltage ( Tegangan lebih ) : Surge Arrester.
Gangguan listrik yang diakibatkan oleh Arus dan Tegangan yang sering terjadi didalam pengoperasian daya listrik di bedakan menjadi 2 yaitu :
1.Gangguan Listrik yang diakibatkan oleh arus antara lain adalah :
- Over load current ( arus beban lebih ) yaitu : Arus lebih yang terjadi didalam jaringan listrik karena, misalnya pada pengoperasian motor.
- Over current ( arus lebih / short circuit ) : Arus dengan nilai melebihi nilai pengenal suatu peralatan. Nilai pengenal adalah : Kemampuan Hantar Arus ( KHA ) pelatan listrik.
- Leakage current ( arus bocor ) : Arus yang mengalir ke bumi atau ke bagian konduktif lain. Arus bocor ini dapat diakibatkan isolasi yang kurang baik.
2.Gangguan Listrik yang diakibatkan oleh tegangan antara lain adalah :
- Over Voltage ( Tegangan lebih ) : Surge Arrester.
Perbedaan MCB dengan Saklar
1.Circuit Breaker adalah :
Saklar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan arus pada kondisi sirkit normal dan juga mampu menghubungkan, mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal, seperti pada kondisi hubung pendek ( PUIL Bab-1.9 ).
2.Saklar / pemisah / Isolator adalah :
Gawai untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau hampir tidak berbeban ( PUIL Bab-1.9 ).
3. Fuse / pengaman lebur / sekering adalah :
Gawai penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang khusus dan sebanding yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan memutus arus apabila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu yang sesuai ( PUIL Bab-1.9
Saklar mekanis yang mampu menghubungkan, mengalirkan dan memutuskan arus pada kondisi sirkit normal dan juga mampu menghubungkan, mengalirkan untuk jangka waktu tertentu dan memutuskan secara otomatis arus pada kondisi sirkit tidak normal, seperti pada kondisi hubung pendek ( PUIL Bab-1.9 ).
2.Saklar / pemisah / Isolator adalah :
Gawai untuk memisahkan atau menghubungkan sirkit dalam keadaan tidak atau hampir tidak berbeban ( PUIL Bab-1.9 ).
3. Fuse / pengaman lebur / sekering adalah :
Gawai penyakelaran dengan peleburan satu komponen atau lebih yang dirancang khusus dan sebanding yang membuka sirkit tempat pengaman lebur disisipkan dan memutus arus apabila arus tersebut melebihi nilai yang ditentukan dalam waktu yang sesuai ( PUIL Bab-1.9
C.1 Arus Hubung Singkat (Short Circuit)
Arus hubung pendek adalah :
Arus lebih yang dihasilkan oleh gangguan dengan mengabaikan impedansi antara titik-titik pada potensial yang berbeda dalam kondisi layanan normal.
PUIL 2000 ( 1.9 ) mendefinisikan Arus Hubung Pendek adalah :
Arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya ( short circuit curre
Arus hubung pendek adalah :
Arus lebih yang dihasilkan oleh gangguan dengan mengabaikan impedansi antara titik-titik pada potensial yang berbeda dalam kondisi layanan normal.
PUIL 2000 ( 1.9 ) mendefinisikan Arus Hubung Pendek adalah :
Arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya ( short circuit curre
C.2
Akibat Hubung Singkat
1. Pada lokasi gangguan,
adanya busur api listrik yg dapat menyebabkan :
* Kerusakan isolasi.
* Melelehnya penghantar.
* Api dan bahaya kebakaran.
2. Pada sirkuit yang tergantung :
* Gaya elektrodinamik yang menyebabkan :
* Kerusakan isolasi.
* Melelehnya penghantar.
* Api dan bahaya kebakaran.
2. Pada sirkuit yang tergantung :
* Gaya elektrodinamik yang menyebabkan :
- Perubahan
bentuk bus-bar.
- Terputusnya
kabel.
* Suhu yang
berlebihan akan terus meningkat, akibatnya rugi dalam joule semakin besar pula,
sehingga menyebabkan resiko kerusakan isolasi.
3. Disirkuit jaringan lain atau yang berdekatan dengan jaringan :
* Tegangan menurun selama waktu gangguan yang bervariasi dari beberapa milidetik s/d beberap ratus milidetik.
* Mematikan sebagian jaringan.
* Ketidak stabilan dinamis dan/atau rugi sinkronisasi mekanis.
* Gangguan kendali / kontrol sirkuit.
3. Disirkuit jaringan lain atau yang berdekatan dengan jaringan :
* Tegangan menurun selama waktu gangguan yang bervariasi dari beberapa milidetik s/d beberap ratus milidetik.
* Mematikan sebagian jaringan.
* Ketidak stabilan dinamis dan/atau rugi sinkronisasi mekanis.
* Gangguan kendali / kontrol sirkuit.
D. TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI
Gambar D.1 Transformator
merk SINTRA 3 fasa 50Hz
|
Gambar D.2 Transformator merk STARLET 1 fasa 50Hz
|
Transformator atau sering juga
disebut trafo adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk mengubah
(menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik
bolak-balik (AC)Bentuk dasar transformator
adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian
sekunder. Bagian primer dan skunder adalah merupakan lilitan kawat email yang tidak berhubungan secara
elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Untuk
trafo yang digunakan pada tegangan AC frekuensi rendah biasanya inti trafo
terbuat dari lempengan2 besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi.
Sedangkan untuk trafo frekuensi tinggi (digunakan pada rangkaian2 Radio Frequency/RF) menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan)
Pada
penggunaannya trafo juga digunakan untuk mengubah impedansi. Untuk
trafo frekuensi rendah contohnya adalah trafo penurun tegangan (Step Down Trafo) yang digunakan pada
peralatan2 elektronik tegangan rendah, adaptor, pengisi battery dsb. Trafo
jenis ini jika pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya
220 volt maka pada bagian
skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah. Pada rangkaian
tersebut trafo berfungsi untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala PLN yang
220 volt menjadi sebesar tegangan yang dibutuhkan peralatan tersebut agar dapat
bekerja normal, misalnya 3 volt, 6 volt atau 12 volt dsb.
Sementara itu trafo penaik tegangan (Step Up Trafo) adalah kebalikan dari step down trafo yaitu untuk menaikkan
tegangan listrik AC. Sebuah trafo penurun tegangan bisa juga kita gunakan untuk
menaikkan tegangan dengan membalik bagian primernya menjadi skunder dan bagian
skunder menjadi primer, tentu dengan memperhatikan tegangan kerja trafo
tersebut. Contoh penggunaan trafo penaik tegangan adalah pada rangkaian emergency
light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip
kerjanyanya adalah tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah
menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga
mampu menyalakan lampu atau PC disaat padam. Secara
prinsip trafo penurun tegangan adalah jumlah lilitan primernya lebih banyak
dari pada jumlah lilitan skundernya.
Sedangkan trafo penaik tegangan memiliki jumlah lilitan primer lebih sedikit
dari pada jumlah lilitan skundernya. Jika dilihat dari besarnya ukuran kawat
email yang digunakan, trafo penurun tegangan memiliki ukuran kawat yang lebih
kecil pada lilitan primernya. Sebaliknya trafo penaik tegangan memiliki ukuran
kawat yang lebih besar pada lilitan primernya. Hal ini dikarenakan pada trafo
penurun tegangan out put (keluaran) arus listriknya lebih besar, sedangkan
trafo penaik tegangan memiliki out put arus yang lebih kecil. Sementara itu
frekuensi tegangan pada in put dan out putnya tetap (tidak ada perubahan).
Parameter lain adalah efisiensi daya trafo. Dalam kinerjanya trafo yang bagus
memiliki efisiensi daya yang besar (sekitar 70-80%). Daya yang hilang biasanya
keluar menjadi kalor/panas yang timbul pada saat trafo bekerja. Trafo yang memiliki
efisiensi tinggi dibuat dengan teknik tertentu dengan memperhatikan bahan inti
trafo, kerapatan lilitannya serta faktor2 lainnya.Untuk mengetahui sebuah trafo
masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO meter.
Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter, lalu cek lilitan primernya
harus terhubung. Demikian juga lilitan sekundernya juga harus terhubung.
Sedangkan antara lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung, jika
terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang
memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo
dan lilitan primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo
tersebut akan mengalami kebocoran arus jika digunakan. Secara fisik trafo yang bagus
adalah trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan
tidak bergetar, sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam penggunaannya
perhatikan baik2 tegangan kerja trafo, tiap tep-nya biasanya ditulis tegangan
kerjanya misalnya pada primernya 0V - 110V - 220V, untuk tegangan 220 volt
gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan untuk tegangan 110 volt gunakan 0V dan 110V,
jangan sampai salah atau trafo kita bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya
0V - 3V - 6V - 12V dsb, gunakan 0V dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis
trafo yang menggunakan CT (Center Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh
misalnya 12V - CT - 12V, artinya jika kita gunakan tep CT dan 12V maka besarnya
tegangan adalah 12 volt, tapi jika kita gunakan 12V dan 12V besarnya tegangan
adalah 24 volt.Besarnya
arus listrik yang bisa di supply oleh sebuah trafo biasanya juga dicantumkan
misalnya 0.5 Amp, 1 Amp, 5 Amp dsb. Sesuaikan dengan kebutuhan jika membeli
atau menggunakannya agar bisa berfungsi normal dan efisien.Jenis2 trafo yang
lain adalah trafo OT(Output Trafo) dan IT(Input
Trafo). Trafo jenis ini banyak digunakan pada peralatan audio.
Untuk trafo frekuensi tinggi mungkin nanti akan kita bahas pada bagian Radio
Frekuensi (RF) karena penggunaannya lebih banyak dalam rangkaian2 RF.
E. Dampak putusnya kawat netral terhadap JTM 20 KV
Berhasilnya suatu pengamanan dengan rele gangguaan ke
tanah sangat tegantung pada besarnya arus gangguan ke tanah. Di jawa tengah dan DIY pada umumn banyak di jumpai kawat
netral putus. Putusnya kawat netral dispanjang jaringan ini bisa menyebabkan
arus ganguan ke tanah menjadi lebih kecil dari arus setimg peralatan proteksi
yang terpasang karena impedansi urutan nol saluran akan menjadi lebih besar
dari jaringan saat kondisi normal. Hal ini akan sangat membahayakan keselamatan
manusia dan juga menyebabkan kerusakan pada peralatan yang tersambung ke sistem
akibat tidak bekerjanya rele proteksi.
E.1
Dampak putusnya kawat netral terhadap keamanan peralatan pelanggan dari
pengaruh sambaran petir
Sambaran petir terhadap JTM
bisa menimbulkan arus gangguan yang sangat besar, untuk mengatasinya digunakan lighting arrester (LA) sebagai alat pengaman
yang berfungsi untuk mengeliminir gangguan hubung singkat tersebut. Akan tetapi
arus ganguan tersebut tidak dapat sepenuhnya dieliminir oleh LA, sehingga perlu adanya pengaman
tambahan berupa sistem pengetanahan netral yang baik yaitu, sistem pengetanahan
dengan tanah yang kecil mendekati nol atau pengetanahan langsung. Tujuanya agar
arus gangguan akibat sambaran petir bisa
diamankan ke tanah secara sempurana.
F. KWH Meter Prabayar 1 fasa
KWH Meter Prabayar merupakan KWH meter
digital yang menggunakan sistem prabayar.
KWH Meter Prabayar ini terdiri dari sebuah KWH meter digital dan peralatan Handy Cash.Peralatan
Handy Cash digunakan oleh operator untuk memonitor dan mencatat jumlah listrik
yang digunakan oleh pelanggan. Jumlah pelanggan dan jumlah listrik yang terjual
dicatat dalam periode waktu tertentu. Setiap peralatan Handy Cash dapat menangani
sampai 480 pelanggan.
Gambar F. KWH Meter Prabayar 1 fasa
Keuntungan menggunakan KWH Meter
Prabayar dibanding dengan KWH Meter Konvensional. Mudah pengoperasian. Dengan sistem
prabayar, penyedia listrik menerima pembayaran di muka, begitu peralatan dipasang
dan diload. Konsumsi listrik dapat diukur dengan lebih presisi. Batas listrik
lebih nyata dan tidak terpengaruh oleh tipe beban, karena KWH Meter Prabayar
mengukur Daya (Watt), bukan Arus (Ampere). Jika pelanggan menginginkan
perubahan daya, hanya diperlukan perubahan pada perangkat lunaknya, tanpa perlu
merubah komponen. Pencatatan konsumsi daya dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan Handy Cash, sehingga dapat mengurangi human error dalam pencatatan.
*
Pencatatan yang otomatis mengurangi kemungkinan manipulasi data transaksi.
F.1 KWH Meter Combo 1 fasa
Gambar F.1 KWH Meter Combo 1 fasa
Kilo Watt Hour (kWh) Meter berfungsi untuk mencatat energi
terpakai oleh pengguna energi listrik. Pada tugas akhir ini dilakukan
perancangan pengembangan pada sisi tampilan yang dapat memudahkan dalam
pembacaannya, karena dari kesalahan dalam pembacaan kWh meter berakibat dipihak
penyedia jasa listrik mengalami kerugian dan pembukuan yang dilakukan menjadi
tidak teratur, sedangkan dipihak konsumen akan terjadi ketidak sesuaian antara
jumlah rekening yang harus dibayar dengan pemakaian listrik yang tercatat
selain itu pelanggan dapat lebih sulit dalam melakukan kontrol jumlah pemakaian
listrik tiap bulan. Pada tugas akhir ini mengunakan IC energy metering ADE 7757
dengan masukan tegangan dan arus dan menghasilkan keluaran pulsa sebanding
dengan energi terpakai. Mikrokontroler AVR ATMega 8535 sebagai penghitung
jumlah keluaran pulsa dari IC ADE 7757 serta melakukan perhitungan tarif-tarif
dasar listrik yang berlaku. Setelah melakukan tera kWh Di PT. PLN Persero UPJ
Surabaya Utara didapatkan tingkat ketelitian dari kWh ini adalah 97.278%, dan
hasil terbaik di peroleh pada beban 3A Cosφ 0.996 dengan persentase error 0.36%
dan setelah dilakukan pengujian pemasangan di perumahan didapatkan tingkat
ketelitian 94.2% terhadap kWh Analog PLN class2 dan 97.8% terhadap kWh digital
actaris class1 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa meminimalkan kesalahan
akibat tidak tepatnya pembacaan dapat dihindari dengan merencanakan tampilan
dari kWh meter ukur listrik yang lebih mudah dibaca dan peralatan yang secara
otomatis mengirimkan data digital pada wakt yang sudah ditentukan serta
meningkatkan ketelitian dari kWh tersebut.
G. KONSTRUKSI SUTT 70 kV DAN
150 kV DENGAN TIANG Beton/Baja
Konstruksi SUTT
sirkit tunggat disarankan menggunakan konstruksi sirkit ganda, dimaksudkan
untuk perluasan menjadi sirkit ganda dan pertimbangan keandalan sistem
penyaluran
Jenis konfigurasi penghantar yang
dipergunakan:
a.
Vertikal dengan isolator batang panjang atau renteng
bentu
b.
Vertikal dengan isolator tonggak
c.
Vertikal dengan isolator batang panjang bentuk “Vee
d.
Delta dengan isolator batang panjang atau renteng bentuk
“V”
e.
Delta dengan isolator tonggak
f.
Segitiga dengan isolator batang panjang bentuk “Vee”
Jenis konfigurasi penghantar yang
dipergunakan :
a.
Vertikal dengan isolator batang panjang atau renteng
bentuk “V”
b.
Vertikal dengan isolator tonggak
c.
Vertikal dengan isolator batang panjang bentuk :”Vee”
d.
Vertikal tiang ganda dengan isolator tonggak
BAB IV
URAIAN KEGIATAN
BAB V
DAFTAR GAMBAR
Kantor PT. PLN
UPJ Sleman
Jl.Parasamya
no 12 Beran Sleman
Gambar 1. Kantor PT.PLN UPJ Sleman
Panel GI
sebagai kendali jaringan.
Gambar 2. Panel GI sebagai kendali jaringan
Isolator (long seng) pada JTM 20 KV
Gambar 3. Isolator (long seng)
Lighting Arrester (LA)
sebagai pengaman tegangan lebih.
Gambar 4.Lighting Arrester(LA)sebagai
pada JTM 20 KV pengaman
tegangan lebih
Isolator
(tumpu korea) pada JTM 20 KV
Gambar 5. Isolator (lampu korea) pada JTM 20 KV
Isolator (suspension) pada JTM 20 KV
Gambar 6. Isolator (suspension)
pada JTM 20 KV
Trasformator 3 fasa merk Sintra.
Gambar 7. Trasformator 3 fasa merk sintra
Trasformator 1 fasa merk Starlet.
Gambar 8. Trasformator 1 fasa merk Starlet
Kwh meter
prabayar 1 fasa
Gambar 9. Kwh meter prabayar 1 fasa
Kwh meter combo 1 fasa
Gambar 10. Kwh meter combo 1 fasa
Kwh Meter Combo 3 fasa
Gambar 11. Kwh meter combo 3 fasa
Kwh excim di pasang di perbatasan wilayah jaringan UPJ
Gambar 12. Kwh excim dipasang di perbatasan
wilayah jaringan UPJ
ABSW(Air Break Swict) pada JTM 20 kv
Gambar 13. ABSW (air break
swict) pada JTM 20 kv
Jaringan
20 kv dan Transformator 1 fasa
Gambar
14. Jaringan 20 kv
dan Transformator 1 fasa
Jaringan Tegangan tinggi 150 kv
Jaringan Tegangan tinggi 150 kv
Gambar15. jaringan Tegangan tinggi 150 kv
Jaringan tegangan exstra
tinggi 500 kv
Gambar 16. Jaringan tegangan exstra tinggi 500 kv
BAB
VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah
penyusun menyelesaikan laporan Praktek Industri (PI ) ini,maka penyusun dapat
menyimpulkan bahwa PT. PLN
(persero) merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang Instalasi Listrik pada JTR,JTM.JTT dan
Jaringan ekstra tinggi,yang berperan sebagai penyuplai
Tegangan Listrik ke seluruh indonesia.
Di
perusahaan juga terdapat divisi yang merupakan satu kesatuan dari pada
kebutuhan yang diinginkan dalam menjalankan sebuah pekerja yang di sebut
Accounting.
Penulis
ingin menyimpulkan bahwa PT.PLN (persero)
adalah suatu perusahaan yang :
·
Bergerak di bidang kelistrikan di
Indonesia
·
Perduli terhadap pendidikan,terutama di
Indonesia
·
Memiliki Karyawan atau tenaga kerja yang
disiplin,handal, tangguh, berwawasan
luas,dan
bertanggung jawab.
B. KRITIK
DAN SARAN
1.
Bagi Siswa
a.
Untuk
menghindari berbagai kerugian yang di timbulkan dari kegiatan Praktek Industri
,baik kerugian pada perusahaan maupun kerugian pada peserta prakerin, maka
perlu di persiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Praktek Industri
tersebut.Sebagai siswa di harapkan mempersiapkan diri khususnya dasar-dasar
ilmu yang berkaitan dengan bidang-bidang yang akan di kerjakan.
b.
Siswa
di harapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan dunia kerja
moral maupun material sehingga dapat terjalin komunikasi dan hubungan yang baik
antara siswa dan guru pembimbing prakerin.
c.
Siswa
di harapkan mampu berusaha dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang di
berikan oleh guru pembimbing prakerin sehingga pekerjaan dapat terselesaikan
dengan baik serta sesuai dengan keinginan.
d.
Siswa
di tuntut untuk rajin pada saat PI,jika tidak ada keperluan yang penting atau
pun sakit siswa harus rajin masuk agar absensi siswa baik danmemenuhi standar
kelulusan.
2.
Bagi Sekolah
a.
Guru
pembimbing Praktek Industri di harapkan lebih giat dalam mengawasi peserta
PI,sehingga dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan siswa dalam melaksanakan PI.
b.
Di
harapkan pihak sekolah dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan
pihak perusahaan,sehingga jika terjadi hal-hal yang di butuhkan dan saling
memerlukan kedua belah pihak dapat terselesaikan dengan baik.
3.
Bagi Perusahaan
a.
Diharapkan
perusahaan dapat memberikan masukan kepada siswa prakerin lebih jauh
lagi.Sehingga perkembangan dunia pendidikan tidak tertinggal jauh dengan
perkembangan dunia kerja.
b.
PT.PLN
(PERSERO) UPJ Sleman agar meningkatkan kualitas kerja,sehingga para pelanggan
PT.PLN (PERSERO) UPJ Sleman merasa senang dan merasa terpuaskan dalam
penyalesaian masalah-masalah yang di alami pelanggan.
Langganan:
Postingan (Atom)